Kamis, 18 Juni 2015

Lomba Penelitian Transportasi Tingkat National Tahun 2015 dengan tema : 'Efisiensi Biaya Logistik melalui Transportasi Multimoda'.

http://lombalitbanghub.dephub.go.id/home/

MAKALAH KAJIAN PERBANDINGAN TRIP DISTRIBUSI PERGERAKAN ANTARA METODE ANALOGI DAN METODE SINTETIS (GRAVITY)

KAJIAN PERBANDINGAN TRIP DISTRIBUSI PERGERAKAN
ANTARA METODE ANALOGI DAN METODE SINTETIS (GRAVITY)
Theo Kurniawan Sendow, ST., MT.
 Staf  Pengajar Kelompok Pengajar Bidang Transportasi
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Jl. Kampus UNSRAT Bahu Manado, SULUT. Telp. 0431 843704
e-mail : theosendow@yahoo.com

ABSTRAK      
              Perencanaan transportasi adalah merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan  aman dan murah, dimana hal ini merupakan proses yang dinamis dan harus tanggap terhadap perubahan tata guna lahan, keadaan ekonomi, dan pola arus lalu lintas. Untuk mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan  aman dan murah yang diperlukan adalah memperkirakan jumlah serta lokasi kebutuhan akan transportasi (misalnya total pergerakan, baik untuk angkutan umum maupun angkutan pribadi) pada masa mendatang atau pada tahun rencana yang akan digunakan untuk berbagai kebijakan investasi perencanaan transportasi.
              Salah satu model perencanaan transportasi adalah ‘Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap’ dan metode untuk menyelesaikan Trip Distribusi dalam ‘Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap’ sangat banyak dan beraneka ragam, untuk itu perencana transportasi dituntut ketelitian dan kejelian dalam memilih salah satu metode Trip Distribusi sehingga proses perhitungan yang dilakukan tidak terlalu rumit, lama, dan data yang diperlukan tidak terlalu banyak tetapi diperoleh hasil dengan ketelitian yang baik.
              Berdasarkan hasil kajian dalam makalah ini diperoleh kesimpulan berupa ; pertama, semakin baik suatu metode untuk menyelesaikan perhitungan Trip Distribusi maka membutuhkan jumlah pengulangan (iterasi) yang tidak terlalu banyak, dimana masing-masing sub metode memiliki karakteristik tertentu salah satunya adalah masing-masing sub metode memiliki tingkat pengulangan yang berbeda-beda dalam mendapatkan matriks hasil akhir; kedua, metode Analogy dan Sintetis membutuhkan jumlah zona (internal dan external) yang selalu tetap padahal untuk masa datang biasanya selalu ada pertambahan zona baru; ketiga, sub metode Furness (metode Analogy) merupakan keluarga dari metode sintetis yaitu metode Analogy Furness merupakan kasus khusus dari metode sintetis apabila nilai  dan; keempat, metode Gravity dapat digunakan pada saat kondisi data yang tidak cukup, atau ketepatan hasil tidak begitu dipermasalahkan untuk kajian perencanaan jangka panjang.


Kata kunci : Trip distribusi, Metode Analogi dan Metode Sintetis
I.        PENDAHULUAN
I.1.     Latar Belakang
              Perencanaan transportasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan  aman dan murah, dimana perencanaan transportasi ini merupakan proses yang dinamis dan harus tanggap terhadap perubahan tata guna lahan, keadaan ekonomi, dan pola arus lalu lintas. Tujuan dasar para perencana transportasi adalah memperkirakan jumlah serta lokasi kebutuhan akan transportasi (misalnya total pergerakan, baik untuk angkutan umum maupun angkutan pribadi) pada masa mendatang atau pada tahun rencana yang akan digunakan untuk berbagai kebijakan investasi perencanaan transportasi.
              Dalam proses perencanaan transportasi terdapat beberapa konsep yang telah berkembang sarnpai dengan saat ini dan yang paling populer adalah ‘Model Perencanuan Transportasi Empat Tahap’.. Model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Submodel tersebut adalah aksesibilitas, bangkitan / tarikan pergerakan, sebaran pergerakan (Trip Distribusi), pemilihan moda, pemiliban rute dan akhinya didapatkan arus lalulintas. Metode untuk menyelesaikan Trip Distribusi yang ada saat ini sangat banyak dan beraneka ragam, perencana transportasi dituntut ketelitian dan kejelian dalam memilih salah satu metode Trip Distribusi sehingga proses perhitungan yang dilakukan tidak terlalu rumit, lama, dan data yang diperlukan tidak terlalu banyak tetapi diperoleh hasil dengan ketelitian yang baik. Oleh karena banyaknya metode untuk menyelesaikan Trip Distribusi yang ada saat ini maka perencana transportasi dituntut ketelitian dalam memilih salah satu metode Trip Distribusi sehingga proses perhitungan yang dilakukan tidak terlalu rumit, lama, dan data yang tidak terlalu banyak tetapi diperoleh hasil yang akurat.
I.2.     Tujuan Penelitian
              Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji tentang metode dalam menyelesaikan Trip Distribusi yaitu metode Analogy dan Sintetis berupa membandingkan proses perhitungan dan menganalisis perbedaan dari kedua metode Trip Distribusi.
I.3.     Batasan Penelitian
              Untuk menyelesaikan Trip Distribusi sekarang ini telah berkembang banyak metode, pada makalah ini hanya mengkaji tentang metode konvensional khususnya metode tidak langsung yaitu Metode Analogi dan Sintetis (Gravity). Metode Analogi terdiri dari metode tanpa batasan (Unconstrained), batasan bangkitan (Production Constrained), batasan tarikan (Attraction Constrained), dan dua batasan (Production - Attraction Constrained) yang terdiri dari Metode Rata-rata, Fratar, Detroit, Furness, sedangkan Metode Sintetis berupa Metode Gravity terdiri dari tanpa batasan (Unconstrained Gravity / UCGR), batasan bangkitan (Production Constrained Gravity / PCGR), batasan tarikan (Attraction Constrained Gravity / PCGR) dan dua batasan (Production - Attraction Constrained Gravity / PACGR).
              Dalam penelitian ini penulis melakukan perhitungan Trip Distribusi untuk kedua metode Analogi dan Sintetis (Gravity) menggunakan data sekunder. Proses untuk melaksanakan perhitungan saat ini telah dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu diantaranya adalah menggunakan aplikasi program Microsoft Excel dan menggunakan program yang dikembangkan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan bahasa program seperti C++. Program yang dikembangkan dengan bahasa C++ seperti Program Motors. Untuk membantu penulis dalam melaksanakan perhitungan, dipilih menggunakan aplikasi program dari Microsoft berupa Microsoft Excel. Berdasarkan hasil perhitungan Trip Distribusi yang diperoleh dengan menggunakan Metode Analogi dan Metode Sintetis kemudian dilakukan analisis perbandingan diantara kedua metode.
I.4.     Lokasi Studi
              Studi ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Laboratorium Transportasi Teknik Sipil ITB dengan lokasi sumber data berada di Propinsi Riau untuk acuan tahun perencanaan yaitu tahun 2000.
II.      LANDASAN TEORI
              Pergerakan adalah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dengan berbagai macam alasan dan tujuan seperti berbelanja, olah raga, hiburan, dan rekreasi, dimana setiap perjalanan tersebut memiliki jarak perjalanan yang beragam. Mudah dipahami bahwa jika terdapat kebutuhan akan pergerakan yang besar, tentu dibutuhkan pula sistem jaringan transportasi yang cukup untuk dapat menampung kebutuhan akan pergerakan tersebut. Kebutuhan akan pergerakan selalu menimbulkan permasalahan, misalnya pada saat orang ingin bergerak untuk tujuan yang sama di dalam daerah tertentu dan pada saat yang bersamaan pula maka akan menimbulkan kemacetan, keterlambatan, polusi suara dan udara. Salah satu usaha untuk dapat mengatasinya adalah dengan memahami pola pergerakan yang terjadi misalnya dari mana dan hendak ke mana besarnya dan kapan terjadinya (masa sekarang dan masa datang).
              Dalam proses perencanaan transportasi terdapat beberapa konsep yang telah berkembang sarnpai dengan saat ini dan yang paling populer adalah ‘Model Perencanuan Transportasi Empat Tahap’.. Model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Submodel tersebut adalah aksesibilitas, bangkitan / tarikan pergerakan, sebaran pergerakan (Trip Distribusi), pemilihan moda, pemiliban rute dan akhinya didapatkan arus lalulintas. Metode untuk menyelesaikan Trip Distribusi yang ada saat ini sangat banyak dan beraneka ragam, perencana transportasi dituntut ketelitian dan kejelian dalam memilih salah satu metode Trip Distribusi sehingga proses perhitungan yang dilakukan tidak terlalu rumit, lama, dan data yang diperlukan tidak terlalu banyak tetapi diperoleh hasil dengan ketelitian yang baik. Makalah ini hanya mengkaji tentang metode dalam menyelesaikan Trip Distribusi yaitu metode Analogy dan Sintetis berupa membandingkan hasil perhitungan dan menganalisis perbedaan dari kedua metode Trip Distribusi.
              Tujuan utama dari distribusi perjalanan adalah untuk mendistribusikan atau mengalokasikan jumlah perjalanan yang berasal dari setiap zona dan diantara seluruh zona tujuan yang memungkinkan. Tahapan peralaman lalulintas ini dibentuk langsung dari hasil-hasil tahapan pembangkit perjalanan. Pola sebaran arus lalulintas antara zona asal i ke zona tujuan d adalah hasil dari dua hal yang terjadi secara bersamaaan, yaitu lokasi dan intensitas tata guna lahan yang akan menghasilkan arus lalulintas, dan pemisahan ruang, interaksi antara dua buah tata guna lahan yang akan menghasilkan pergerakan manusia dan atau barang. Metode MAT (Trip Distribusi) terdiri dari beberapa bagian yang dapat dilihat pada Gambar 1.
          Pola pergerakan dapat dihasilkan jika sualu MAT dibebankan ke suatu sistem jaringan transportasi, dengan mempelajari pola pergerakan yang terjadi maka perencana dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul sehingga beberapa solusi segera dapat dihasilkan. MAT dapat memberikan indikasi rinci mengenai kebutuhan akan pergerakan sehingga MAT memegang peran yang sangat penting dalam berbagai kajian perencanaan dan manajemen transportasi. Ada dua cara pendistribusian bangkitan/pergerakan untuk metode konvensional yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Untuk metode tidak langsung dialkukan dengan menggunakan metode sanalogi dan metode sintetis
Gambar 1. Metode MAT (TRIP DISTRIBUSI)

III.     PROGRAM DAN METODOLOGI PENELITIAN
III.1.  Program Penelitian       
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada program (tahapan) penelitian seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Program Penelitian
III.1.    Metodologi Penelitian
          Metode yang ditempuh dalam penelitian ini adalah studi literatur yaitu kajian yang dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Laboratorium Transportasi Teknik Sipil ITB. Metode analisis yang dilakukan berupa membandingkan antara proses hasil perhitungan tahap trip distribusi menggunakan metode analogi dan metode sintetis, dengan memperhatikan pada beberapa faktor diantaranya karakteristik dari kedua metode dan persamaan atau perbedaan kedua metode.
IV.     PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
IV.1.  Penyajian Data
              Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah MAT yang diperoleh dari Laboratorium Transportasi Teknik Sipil ITB untk pegerakan masa sekarang mengacu ke tahun 2000. Adapun matriks asal tujuan untuk pergerakan tahun 2000 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Mat Dengan Isi Sel Mat Pada Masa Sekarang (Tahun 2000) Sedangkan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
IV.2.  Analisis Trip Distribusi Metode Analogi (metode faktor pertumbuhan)
a)     Metode Tanpa Batasan (Unconstrained) : Sub Metode Seragam.
Tabel 2. Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang Metode Analogi Seragam (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
b)     Metode Satu Batasan (Singly Constrained Atau Production Constrained) : Sub Metode Batasan Bangkitan
Tabel 3. Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Metode Analogi Batasan Bangkitan (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
c)      Metode Satu Batasan (Singly Constrained Atau Attraction Constrained) Yaitu Metode Batasan Tarikan
Tabel 4. Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Metode Analogi Batasan Tarikan (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
d)     Metode rata-rata (average)
Tabel 5 Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Metode Analogi Rata-rata (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
e)      Metode Fratar,
Tabel 6 Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Metode Analogi Fratar (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
f)      Metode Detroit,
Tabel 7 Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Metode Analogi Detroit (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
g)     Metode Furness,
Tabel 8. i Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Metode Analogi Furness (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
IV.3.  AnalisisTrip Distribusi Metode Sintetis (Gravity)
a)      Metode Sintetis Tanpa Batasan (Unconstrained Gravity - UCGR)
Tabel 9. Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Sintetis Tanpa Batasan (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005




b)     Metode Sintetis Satu Batasan (Singly Constrained Gravity) Yaitu Metode Satu Batasan : Batasan Bangkitan (Production Constrained Gravity - PCGR)
Tabel 10. Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Sintetis Batasan Bangkitan (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
c)      Metode Sintetis Satu Batasan (Singly Constrained Gravity) Yaitu Metode Satu Batasan : Batasan Tarikan (Atraction Constrained Gravity - ACGR).
Tabel 11. Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Sintetis Batasan Tarikan (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Untuk Tahun 2005
d)     Metode Sintetis Dua Batasan (Doubly Constrained Gravity) Yaitu Metode Dua Batasan : Batasan Bangkitan-Tarikan (Production Atraction Constrained Gravity - PACGR).
Tabel 12. Isi Sel Mat Telah Terdistribusi Pada Masa Mendatang dengan Sintetis Batasan Bangkitan-Tarikan (Tahun 2005) Dan Tingkat Pertumbuhan Di Tiap Zona Tahun 2005

IV.4.  Analisis Perbandingan Trip Distribusi Metode Analogy dan Sintetis (Gravity)
              Beberapa perbedaan metode analogy (faktor pertumbuhan) dan metode sintetis (gravity) adalah sebagai berikut:
Metode Analogy
Metode Sintetis
a)      Mudah dimengerti dan digunakan, hanya membutuhkan data pergerakan antar zona (MAT) pada masa sekarang dan perkiraan tingkat pertumbuhan zona pada masa mendatang yang sederhana
a)      Tidak membutuhkan data bangkitan (oi) dan tarikan (dd) antar zona (MAT) pada masa sekarang, tetapi membutuhkan perkiraan bangkitan (Oi) dan tarikan (Dd) zona pada masa mendatang
b)     Proses pengulangannya sederhana
b)     Proses pengulangannya cukup rumit
c)      Tidak memerlukan data aksesibilitas (waktu, jarak, dan biaya) antar zona;
c)      Memerlukan data aksesibilitas (waktu, jarak, dan biaya) antar zona;
d)     Penggunannya fleksibel, misalnya untuk moda transportasi lain, untuk tujuan perjalanan yang berbeda, untuk selang waktu yang berbeda, dan juga dapat digunakan untuk arah pergerakan yang berbeda;
d)     Penggunannya fleksibel, misalnya untuk moda transportasi lain, untuk tujuan perjalanan yang berbeda, untuk selang waktu yang berbeda, dan juga dapat digunakan untuk arah pergerakan yang berbeda;
e)      Sudah sering diabsahkan dan menghasilkan tingkat ketepatan yang cukup tinggi jika digunakan pada daerah yang pola pengembangannya cukup stabil.
f)      Sudah sering diabsahkan dan menghasilkan tingkat ketepatan yang cukup tinggi jika digunakan pada daerah yang pola pengembangannya tidak stabil, misalnya adanya perubahan aksesbilitas.
e)      Metode ini membutuhkan masukan data lengkap dari seluruh pergerakan antar zona pada saat sekarang (tid), informasi ini tentu sangat mahal.
f)      Metode ini tidak membutuhkan masukan data lengkap dari seluruh pergerakan antar zona pada saat sekarang (tid), dengan demikian lebih murah dalam proses pengumpulan data.
g)     Kelemahan yang paling utama adalah jika ditemukan bahwa antara 2 (dua) buah zona pada saat sekarang belum terjadi pergerakan (tid=0) atau mungkin karena ada galat survey atau hal lainnya. Dalam hal ini, tidak akan pernah didapatkan ramalan pergerakan tersebut pada masa mendatang. Untuk itu, sekali lagi, diperlukan “manipulasi” data dengan menganggap telah terjadi pergerakan dengan volume yang sangat kecil, misalnya (tid=1) untuk menghindari adanya batasan kelemahan matematis tersebut.
h)     Tidak akan bermasalah apabila ditemukan di antara 2 (dua) buah zona pada saat sekarang belum terjadi pergerakan (tid=0) atau mungkin karena ada galat survey atau hal lainnya, karena metode ini tidak membutuhkan masukan data lengkap dari seluruh pergerakan antar zona pada saat sekarang (tid).

h)     Pergerakan intrazona (i=d) tidak diperhitungkan pada metode ini sehingga meningkatkan galat dan membutuhkan jumlah pengulangan yang semakin banyak yang selanjutnya memungkinkan terciptanya galat yang semakin besar.
i)       Pergerakan intrazona (i=d) dapat terjadi sesuai dengan adanya matriks biaya.
j)       Metode ini sangat tergantung pada tingkat akurasi informasi pergerakan antar zona pada masa sekarang. Setiap galat yang ada pada masa sekarang akan terus membesar setiap kali dilakukan proses pengulangan. Selain itu, karena adanya kemungkinan galat statistic yang cukup tinggi, penggunaan tingkat pertumbuhan untuk pergerakan yang rendah pada masa sekarang akan menghasilkan perkiraan yang tidak realistis pada masa mendatang tingkat pertumbuhan setiap zona didapatkan dengan proses pendekatan yang kasar sehingga metode analogy ini sangat tergantung pada ketepatannya.
k)     Metode ini tidak tergantung pada tingkat akurasi informasi pergerakan antar zona pada masa sekarang, tetapi pada pemodelan pergerakan antar zona pada masa depan dan matriks biaya yang di input.
l)       Asumsi mengenai “tidak ada perubahan pada aksesibilitas” juga dikritik orang. Dengan kata lain, sebaran pergerakan hanya tergantung pada pola perjalanan saat sekarang dan perkiraan tingkat pertumbuhannya. Oleh karena itu, metode ini tidak bisa digunakan untuk daerah yang pada masa mendatang mengalami perubahan aksesibilitas yang nyata pada system jaringan transportasinya, misalnya pelebaran jalan, pembangunan jalan baru, dan pembangunan jalan bebas hambatan.
m)   Asumsi mengenai adanya perubahan pada aksesibilitas menjadi andalan metode sintetis gravity. Oleh karena itu, metode ini bisa digunakan untuk daerah yang pada masa mendatang mengalami perubahan aksesibilitas yang nyata pada system jaringan transportasinya, misalnya pelebaran jalan, pembangunan jalan baru, dan pembangunan jalan bebas hambatan.
n)     Jadi, model ini tidak cocok untuk peramalan waktu yang cukup panjang. Untuk itu diperlukan metode yang juga memperhitungkan adanya perubahan aksesibilitas, selain perubahan tingkat pertumbuhan setiap zona (lihat Bab 9 tentang metode sintetis).
o)     Model sintetis gravity ini cocok untuk peramalan waktu yang cukup panjang karena telah memperhitungkan adanya perubahan aksesibilitas, selain perubahan tingkat pertumbuhan setiap zona.
p)     Untuk selang waktu yang pendek dan di daerah yang stabil pengembangan wilayahnya, metode ini dapat digunakan dengan baik.
q)     Metode ini dapat digunakan pada derah yang pesat pengembangan wilayahnya  dan tajam peningkatan aksesibilitas system jaringan transportasinya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
              Berdasarkan hasil analisa perbedaan untuk metode analogy dan metode sintetis gravity diatas maka dapat disimpulkan ;
1)     Semakin baik suatu metode untuk menyelesaikan perhitungan Trip Distribusi maka membutuhkan jumlah pengulangan (iterasi) yang tidak terlalu banyak, hal ini dapat dilihat di sub metode untuk metode analogy maupun sintetis, dimana masing-masing sub metode memiliki karakteristik tertentu salah satunya adalah masing-masing sub metode memiliki tingkat pengulangan yang berbeda-beda dalam mendapatkan matriks hasil akhir.
2)     Kedua metode membutuhkan jumlah zona (internal dan external) yang selalu tetap padahal untuk masa datang biasanya selalu ada pertambahan zona baru, untuk itu pemakaian kedua metode Analogy maupun Sintetis telah menyerhanakan permasalahan dengan mengasumsikan jumlah zona pada masa sekarang dengan jumlah zona pada masa mendatang adalah sama jumlahnya tetapi yang berbeda adalah pergerakannya padahal kenyataannya pergerakan di masa datang memang belum ada pada masa sekarang.
3)     Metode Furness (metode Analogy) merupakan keluarga dari metode sintetis yaitu metode Analogy Furness merupakan kasus khusus dari metode sintetis apabila nilai .
4)     Metode Gravity dapat digunakan pada saat kondisi data yang tidak cukup, atau ketepatan hasil tidak begitu dipermasalahkan untuk kajian perencanaan jangka panjang, misalnya untuk kota yang tumbuh dan berubah dengan cepat. Dapat disimpulkan bahwa kajian transportasi mungkin menggunakan model GR dengan jenis yang berbeda-beda untuk tujuan pergerakan yang berbeda-beda. Pergerakan untuk tujuan tertentu itu kemudian dijumlahkan dan menghasilkan total pergerakan untuk semua tujuan pergerakan. Dalam beberapa daerah kajian yang biasanya berkembang dengan cepat, misalnya kota di Indonesia, tidaklah begitu penting mengetahui jenis model GR yang perlu digunakan, karena ketepatan data tidak begitu baik.

B.  Saran
            Saran dalam penelitian lanjutan yaitu perlu dilakukannya penelitian kembali dengan menggunakan metode sintetis yang lainnya yaitu opportunity dan gravity opportunity, sehingga diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai metode analogy dan sitetis ini.
V.  DAFTAR   PUSTAKA
1.      Ashtakala, B. (1987) Generalised Power Model for Trip Distribution, Transportation Rewsearch, 21B(1), 59-67.
2.      Hutchinson, 1974, "Principles of Urban Transport System Planning", Scripta Book.co.
3.      Mannering, F.L., and Kilareski, W.P., 1990, "Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis",  John Willey and Son.
4.      Suwardjoko W., 1990, "Merencanakan Sistem Perangkutan", Penerbit ITB. Bandung.
5.      Tamin O. Z. “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, Penerbit ITB Bandung
6.      Vuchic, 1981, "Public Transport System Planning", MacGraw-Hill.co.